Friday, October 11, 2019

Pengaruh BKBI Terhadap Peningkatan Akhlakul Karima Siswa (BAB II)

Pengaruh BKBI Terhadap Peningkatan Akhlakul Karima Siswa (BAB II)
BAB II
LANDASAN TEORI
A.    Pendidikan Islam
Ilmu dan pendidikan merupakan hal yang penting dalam Islam. Ilmu akan umat Islam tidak tersesat dalam kebodohan dan memiliki pengetahuan terutama dalam aspek agamanya. Menuntut ilmu tidak terbatas usia, bahkan mulai usia dini hingga tua pun kita diwajibkan untuk menuntut ilmu. Yang diwajibkan disini adalah ilmu pendidikan agama Islam.
قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كُنْ عَالِمًا أَوْ مُتَعَلِّمًا أَوْ مُسْتَمِعًا أَوْ مُحِبًّا وَلَا تَكُنْ خَامِسًا فَتَهْلِكَ (رواه بيهقى)
Artinya: “Telah bersabda Rasulullah saw : “Jadilah engkau orang yang berilmu pandai), atau orang yang belajar, atau orang yang mau mendengarkan ilmu, atau orang yang menyukai ilmu. Dan janganlah engkau menjadi orang yang kelima maka kamu akan celaka (H.R.Baehaqi)                                                                                              

Menurut Brubacher pendidikan merupakan suatu proses timbal-balik dari tiap manusia dalam penyesuaian dirinya dengan alam, teman, dan alam semesta. Pendidikan merupakan pula perkembangan yang terorganisasi dan kelengkapan diri semua potensi manusia : moral, intelektual, jasmani, dan untuk kepribadian individu dan kegunaan masyarakanya yang diarahkan demi menghimpun semua aktivitas tersebut untuk tujuan hidupnya. Pedndidikan adalah proses yang mana potensi-potensi manusia yang mudah dipengaruhi oleh kebiasaan yang baik, oleh alat (media) yang disusun sedemikian rupa, dan dikelolah manusia untuk menolong orang lain atau dirinya sendiri dalam mencapai tujuan yang ditetapkan.[1]
Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian serta kemampuan dalam kesatuan organis, harmonis, dan dinamis, di dalam maupun diluar sekolah yang berlangsung seumur hidup.[2]
Dari penjelasan dan pengertian  di atas dapat ditarik garis besarnya pendidikan merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seorang individu kepada individu lainnya guna untuk melakukan proses pembelajaran. 
Secara bahasa Islam berasal dari bahasa Arab, yaitu dari kata salima yang mengandung arti selamat, sentosa, dan damai. Selain itu Islam mengandung arti patuh, tunduk, taat, dan berserah diri kepada Allah SWT dalam upaya mencari keselamatan dan kebahagia hidup, baik di dunia maupun di akhirat , hal demikian dilakukan atas kesadaran dan kemauan diri sendiri, bukan paksaan atau berpura-pura, melainkan sebagai panggilan dari fitrah dirinya sebagai makhluk yang sejak dalam kandungan sudah menyatakan patuh dan tunduk kepada tuhan.
Dengan demikian, secara antropologis perkataan Islam sudah mengambarkan kodrat manusia sebagai makluk yang tunduk dan patuh kepada Tuhan.[3]
Dalam kamus bahasa Indonesia Islam merupakan agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW ajarannya berdasarkan Hadist dan Al-Qur’an.[4] Sebagaimana yang dijelaskan dalam firman Allah :
Artinya : “Pada hari ini telah aku sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah aku cukupkan kepadamu nikmatku, dan telah kuridah Islam itu agama bagimu “( QS. Al-Maidah 3: 5 ).

Dari penjelasan diatas dapat diambil garis besarnya Islam merupakan agama yang dibawa oleh nabi Muhammad SAW dan merupakan agama penyempurnaan agama-agama sebelumnya.
Pengertian pendidikan Islam yang lazim kita pahami sekarang ini merupakan implementasi dakwah Islamiyah yang terdapat di zaman Nabi. Melalui usaha dan kegiatan yang dilaksanakan Nabi dalam menyampaikan seruan dengan berdakwah menyampaikan ajaran Islam, member contoh, melatih ketrampilan, memberi motivasi dan menciptakan lingkungan sosial yang mendukung pembentukan muslim, hal tersebut dapat diartikan bahwa pendidikan Islam yang ada pada saat ini, merupakan penjabaran dari arti pendidikan yang telah dikembangkan sejak zaman Rasulullah SAW. Dengan berbagai kegiatannya Nabi telah mendidik dan membentuk kepribadian umatnya dengan kepribadian muslim. Karena itu, Nabi Muhammad SAW disebut sebagai seorang pendidik yang berhasil dalam menanamkan ajaran Islam pada masyarakat jahiliah.
Tidak berlebihan apabila dikatakan bahwa apa yang beliau lakukan itu merupakan rumusan pendidikan Islam pada masa sekarang. Untuk lebih jelasnya akan penulis kemukakan beberapa pendapat mengenai pengertian pendidikan Islam menurut beberapa ahli.[5]
Menurut Omar Muhammad Al-Toumy As-Syaibany, definisi pendidikan Islam adalah, “Proses mengubah tingkah laku individu pada kehidupan pribadi, masyarakat dan alam sekitar dengan pengajaran sebagai aktivitas asasi dan sebagai profesi di antara profesi-profesi asasi di dalam masyarakat.[6]
Dari penjelasan diatas dapat diambil garis besar bahwa pendidikan Islam merupakan proses transformasi dan internalisasi ilmu pengetahuan dan nilai-nilai ajaran Islam pada anak didik melalui pengembangan potensi fitrahnya guna mencapai keselarasan dan kesempurnaan hidup.
B.       Bimbingan Konseling
            Bimbingan berasal dari kata “guidence” yang berarti pimpinan, arahan, pedoman. Kata guidance berasal dari kata toguide yang berarti menuntun, menjadi petunjuk jalan, mengemudikan. pengertian bimbingan secara luas iyalah peroses pemberian bantuan secara terus menerus dan sistematis kepada individu dalam memecahkan masalah yang dihadapinya, agar tercapai kemampuan untuk memahami dirinya, menerima dirinya, merealisasikan dirinya sesuai dengan potensi dan kemampuannya dalam mencapai penyesuaian diri dengan lingkungan, baik keluarga, sekolah maupun masyarakat.
            Sedangakan pengertian konseling secara etimologi adalah nasehat, anjuran dan ajaran. Dengan demikian konseling dapat di artikan sebagai pemberian nasehat, pemberian anjuran dan pembicaraan dengan bertukar pikiran.[7]
            Menurut Wiliamson, konseling diartikan sebagai proses personalisasi dan individualisasi untuk membantu seorang dalam mempelajari mata pelajaran disekolah.[8]
            Senada dengan pendapat yang ada didalam buku landasan bimbingan konseling, bimbingan dan konseling merupakan terjemahan dari kata guidance dan counseling dalam bahasa inggris. Secara hanafiyah istilah guidance dari akar kata guid yang berarti : mengarahkan, memadu, mengelola dan menyetir. Bimbingan merupakan suatu proses, yang berkesinambungan, bukan kegiatan seketika atau kebetulan. Bimbingan merupakan serangkaian tahapan kegiatan yang sistematis dan berencanaan yang terarah kepada pencapaian tujuan.
            Konseling merupakan hubungan tatap muka yang bersifat rahasia penuh dengan sikap penerimaan dan pemberian kesempatan dari konselor kepada klien, konselor mengunakan pengetahuan dan ketrampilannya untuk membantu kliennya mengatasi masalah-masalahnya. Guru BK atau konselor merupakan seseorang yang berhubungan erat dengan adanya proses bimbingan konseling terhadap siswa yang sedang verdadap tahap perkembangan menujuk perkembangan yang optimal.[9]
            Dari pengertian-pengertian di atas dapat ditarik garis besarnya bahwa konseling adalah suatu aktifitas pemberian nasehat dengan atau beberapa anjuran dan saran dalam bentuk pembicaraan yang komunikatif antar konselor dank lien dengan menggunbakan metode-metode psikologis atas dasar pengetahuan sistematik tentang kepribadian manusia dalam upaya meningkatkan kesehatan mental klien.
            Bimbingan dan konseling saling berkaitan satu sama lain. Hal ini dikarenakan bimbingan dan konseling merupakan suatu kegiatan yang integral. Konseling merupakan salah satu teknik dan alat dalam pelayanan bimbingan.
C.      Bimbingan Kelompok
            Bimbingan kelompok merupakan sebuah kegiatan bimbingan yang dikelola serta klasikal dengan memanfaatkan satuan/group yang di bentuk keperluan administrasi dan peningkatan interaksi siswa dari beberapa tingkat kelas.[10]
            Bimbingan kelompok merupakan proses pemberian informasi dan bantuan pada sekelompok orang dengan memanfaatkan dinamika kelompok guna mencapai suatu tujuan tertentu. Layanan bimbingan kelompok yang diberikan dalam suasana kelompok selain itu juga bisa dijadikan media penyampaian informasi sekaligus juga bisa membantu siswa menyusun rencana dalam membuat keputusan yang tepat sehingga diharapkan berdampak positif bagi siswa yang nantinya dapat mengubah perilaku yang menyimpang. Selain itu apabila dinamika kelompok dapat terwujud dengan baik, maka anggota kelompok saling menolong, menerima dan berempati dengan tulus.
            Pada pelaksanaan bimbingan kelompok ada konselor, yaitu konselor, dan anggota kelompok yakni klien yang jumlahnya lebih dari satu orang. Terjadi hubungan konseling dalam suasana hangat, terbuka, permisif, dan penuh keakraban. Adanya pengungkapan dan pemahaman masalah klien, penulusuran sebab-sebab timbulnya masalah ( jika perlu menerapkan metode-metode khusus ), kegiatan evaluasi dan tindak lanjut.  Tahap-tahap layanan bimbingan kelompok , ada emapat tahap yaitu :
a.    Tahap pembentukan
b.    Tahap peralihan
c.    Tahap pelaksanaan kegiatan
d.   Dan tahap pengakhiran kegiatan
            Penggunaan teknik dalam kegiatan bimbingan kelompok mempunyai banyak fungsi selain lebih mempokus kegiatan bimbingan kelompok terhadap tujuan yang ingin dicapai tetapi juga dapat membuat suasana yang terbangun dalam kegiatan bimbingan kelompok agar lebih bergairah dan tidak cepat membuat siswa jenuh mengikutinya, seperti yang dikemukakan Romlah menjelaskan bahwa teknik bukan merupakan tujuan tetapi sebagai alat untuk mencapai tujuan. Pemilihan dan pengunaan masing-masing teknik tidak dapat lepas dari kepribadian konselor atau pemimpin kelompok. Salah satu teknik yang dapat di terapkan dalam layanan bimbingan kelompok adalah  Self management.[11]
            Senada dengan pendapat yang ada di dalam buku bimbingan dan konseling kelompok, yang mana layanan langka-langka dalam bimbingan kelompok terdiri dari :
1). Tahap pembentukan
     Kegiatan ini merupakan tahap pengenalan, pelibatan diri, atau proses memasukkan diri ke dalam kelompok. Untuk keperluan ini, tempat duduk peserta diatur dengan membentukan sebuah lingkaran, sehingga setiap anggota kelompok dapat melihat satu sama lainnya secara langsung, serta dapat terlibat secara penuh dalam kegiatan kelompok yang akan berlangsung.
     Pembimbing kelompok memulai kegiatan dengan mengucapkan salam dan mengucapkan terima kasih atas kehadiran para anggota pada hari itu sesuai dengan janji yang telah disepakati bersama. Kemudian, dilanjutkan dengan menjelaskan beberapa hal berikut :
a). Pengertian bimbingan
     Sesuatu kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan   memanfaatkan dinamika kelompok.
b). Tujuan bimbingan kelompok
              Bimbingan kelompok bertujuan : mampu berbicara di muka orang banyak, mampu mengeluarkan pendapat, ide, saran, tanggapan, perasaan, belajar menghargai pendapat orang lain, bertangung jawab atas pendapat yang dikemukakannya, mampu mengendalikan diri dan menahan emosi, dapat bertegang rasa, menjadi akrab satu sama lain, membahas masalah atau topik-topik umum, dapat saling membantu memecahkan masalah pribadi yang dikemukakan dalam kelompok
c). Cara pelaksanaan
              Masing-masing perserta diminta secara bebas dan sukarela berbicara, bertanya, mengeluarkan ide, sikap, saran, serta perasaan yang dirasakannya saat itu, mendegarkan dengan baik bila anggota lain sedang berbicara, mengikuti aturan yang ditetapkan oleh kelompok.
d). Asas-asas yang perlu dilaksanakan
              Asas-asas yang terdiri dari, asas kerahasiaan, asa keterbukaan, asas kesukarela, asas kenormatifan.
2).  Tahap peralihan
                          Dalam tahap ini, pembimbing kelompok bertugas membawa perserta melewati tahap peralihan.
3).  Tahap kegiatan pokok
             Tahap ini merupakan kegiatan yang sebenarnya dari bimbingan kelompok, dalam tahap ini seluruh perserta berperan aktif dan terbuka mengemukakan apa yang dirasakannya, dipikirkannya, dan apa yang dialaminya.
4).  Tahap penyimpulan hasil dan pengakhiran
          Pada kegiatan ini, perhatian semua anggota kelompok tertuju pada hasil yang dicapai dalam pembahasan masalah yang dihadapi.[12]
          Adapun tujuan dari bimbingan kelompok di antaranya: mampu berbicara di depan orang banyak, mampu mengeluarkan pendapat, ide, saran, tanggapan, perasaan dan lain sebagainya kepada orang banyak, belajar menghargai pendapat orang lain, bertanggung jawab atas pendapat yang dikemukakannya, mampu mengendalikan diri dan menahan emosi, dapat bertenggang rasa, menjadi akrab satu sama lainnya, membahas masalah atau topik-topik umum yang dirasakan atau menjadi kepentingan bersama.
          Sedangkan Komponen-komponen yang ada dalam layanan bimbingan kelompok diantaranya terdapat pemimpin kelompok dan anggota kelompok: Pemimpin kelompok, pemimpin kelompok memiliki peran penting dalam rangka membawa para anggotanya menuju suasana yang mendukung tercapainya tujuan bimbingan kelompok, pemimpin kelompok dapat memberiikan bantuan, pengarahan ataupun campurtangan langsung terhadap kegiatan kelompok, campur tang ini meliputi, baik hal-hal yang bersifat isi dari yang dibicarakan maupun yang mengenai proses kegiatan itu sendiri pemimpin kelompok memusatkan perhatian pada suasana yang berkembang dalam kelompok itu, baik perasaan anggota-anggota tertentu maupun keseluruhan kelompok.
          Pemimpin kelompok dapat menanyakan suasanan perasaan yang dialami itu, jika kelompok itu tampaknya kurang menjurus kearah yang dimaksudkan maka pemimpin kelompok perlu memberiikan arah yang dimaksudkan itu, pemimpin kelompok juga perlu memberikan tanggapan (umpan balik) tentang berbagai hal yang terjadi dalam kelompok, baik yang bersifat isi maupun proses kegiatan kelompok, lebih jauh lagi, pemimpin kelompok juga diharapkan mampu mengatur “lalu lintas” kegiatan kelompok, pemegang aturan permainan (menjadi wasit), pendamai dan pendorong kerja sama serta suasana kebersamaan.
          Disamping itu pemimpin kelompok, diharapkan bertindak sebagai penjaga agar apapun yang terjadi di dalam kelompok itu tidak merusak ataupun menyakiti satu orang atau lebih anggota kelompok, sifat kerahasiaan dari kegiatan kelompok itu dengan segenap isi dan kejadian-kejadian yang timbul di dalamnya, juga menjadi tanggung jawab pemimpin kelompok.
          Anggota kelompok, Kegiatan layanan bimbingan kelompok sebagian besar juga didasarkan atas peranan para anggotanya. Peranan kelompok tidak akan terwujud tanpa keikutsertaan secara aktif para anggota kelompok tersebut, karena dapat dikatakan bahwa anggota kelompok merupakan badan dan jiwa kelompok tersebut, agar dinamika kelompok selalu berkembang, maka peranan yang dimainkan para anggota kelompok adalah: Membantu terbinanya suasana keakraban dalam hubungan antara anggota kelompok, mencurahkan segenap perasaan dalam melibatkan diri dalam kegiatan kelompok, berusaha agar yang dilakukannya itu membantu tercapainya tujuan bersama, Membantu tersusunnya aturan kelompok dan berusaha mematuhinya dengan baik, benar-benar berusaha untuk secara aktif ikut serta dalam seluruh kegiatan kelompok, mampu berkomunikasi secara terbuka, berusaha membantu anggota lain, memberii kesempatan anggota lain untuk juga menjalankan peranannya, menyadari pentingnya kegiatan kelompok itu.[13]
          Didalam buku konsep dasar bimbingan kelompok, teknik pendekatan secara kelompok, yaitu bimbingan yang disanakan secara kelompok terhadap sejumlah individu sekaligus sehingga beberapa orang atau individu sekaligus dapat menerima bimbingan yang dimaksudkan. Bimbingan kelompok dilaksanakan jika masalah yang dihadapi beberapa murid relatif mempunyai kesamaan atau saling mempunyai hubungan serta mereka mempunyai kesedian untuk dilayani secara kelompok. Adapun keunggulan bimbingan kelompok diantaranya : tenaga pembimbing masih sangat terbatas dan jumlah murid yang perlu dibimbing begitu banyak sehingga pelayanan bimbingan secara perseorangan tidak akan merata, melalui bimbingan kelompok, murid dilatih menghadapi suatu tugas bersama atau memecahkan suatu masalah bersama. Dengan demikian, sedikit banyak didik untuk hidup secara bersama, dalam mendiskusikan pendapatnya dan menghargai pendapat orang lain, banyak informasi yang dibutuhhkan oleh murid menjadi sadar bahwa mereka sebaiknya menghadap penyuluh untuk mendapat bimbingan lebih mendalam , melalui bimbingan kelompok seseorang ahli bimbingan yang baru saja diangkat dapat memperkenalkan diri dan berusaha mendapat kepercayaan dari murid. Sedangkan keuntungan mengunakan metode pendekatan kelompok, diantaranya : anak bermasalah dapat mengenal dirinya melalui teman-teman kelompok, melalui kelompok sikap-sikap positif anak dapat dikembangkan seperti tolerasi, saling menghargai, kerjasama, tangungjawab, disiplin, kreativitas dan sikap-sikap kelompok lainnya, melalui kelompok dapat dihilangkan beban –beban moril seperti malu, penakut, dan sifat-sifat egoistis, agresif, manjah dan sebagainya, melalui kelompok dapat dihilangkan ketegangan-ketegangan emosi, konflik-konflik, kekecewaan, curiga-curigai, iri hati dan sebagainya, melalui kelompok dapat dikembangkan gairah hidup dalam melakukan tugas, suka menolong, disiplin, dan sikap-sikap social lainnya.[14]
          Didalam buku strategi layanan bimbingan dan konseling, layanan dasar bimbingan adalah layanan bimbingan yang bertujuan untuk membantu seluruh perserta didik mengembangkan prilaku efektif dan keterampilan-keterampilan hidupnya yang mengacu pada tugas-tugas perkembangan perserta didik.[15]
          Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa layanan bimbingan kelompok merupakan layanan bimbingan yang dilaksanakan di dalam suasana kelompok. Pada pelaksanaan bimbingan kelompok ada konselor, yaitu Konselor, dan anggota kelompok yaitu klien yang jumlahnya lebih dari satu orang.
D.      Bimbingan Kelompok Berbasis Islam
                 Ajaran Islam tidak bisa terlepas terutama jika guru bimbingan dan konseling disekolah beragama Islam, dan siswa pun beragama Islam. Konsdisi di Barat praktik agama jusru membantu mepercepat penyelesaian masalah, peran orang yang ahli dalam agama dapat membantu penyelesaian masyarakat muslim dengan pendekatan agama. Pendekatan agama jauh lebih kompleks dan lebih mendalam karena melibatkan nilai iman (tauhid), sehingga individu menyadari posisinya sebagai hamba dan khalifah Allah di bumi.
                 Bimbingan kelompok berbasis Islam yang dikembangkan dalam penelitian ini disusun dengan berdasarkan pada dasar yang kokoh yaitu merujuk pada Al-Qur’an dan hadist Nabi SAW., sehingga memiliki spesifikasi yang berbeda dari bimbingan kelompok yang sudah ada.
                 Bimbingan kelompok berbasis Islam yang terdiri dari 10 aspek yaitu: Pengertian bimbingan kelompok berbasis Islam, peran konselor, fungsi konselor, kualifikasi konselor, prosedur kerja bimbingan kelompok berbasis Islam, anggota kelompok, sifat topik, suasana interaksi, prinsip pelaksanaan, tahap-tahap pelaksanaan bimbimgan kelompok berbasis Islam, monitoring, evaluasi dan tindak lanjut.[16]
                 Senada dengan penjelasan yang ada di dalam jurnal perkembangan model berbasis Islam, Bimbingan kelompok basis Islam yang digunakan disini landasan utamanya ialah Al-Quran dan Hadist. Penggunaan bimbingan kelompok berbasis islam disini jelas berbeda dengan bimbingan kelompok pada umumnya. Hal ini karena pelaksanaan bimbingan kelompok berbasis islam ini setiap tahapannya bermuatan islam dengan beracuan pada syariat islam. Landasan islam digunakan untuk meminimalisir perilaku etik katanya dengan komuniksi terhadap orang tua maupun lebih tua karena, latar belakang sekolah berbasis islam, landasan agama memberiikan pemahaman kepada konselor tentang dimensi keagaman sebagai faktor yang dapat mempengaruhi terhadap perilaku individu, landasan agama memandang manusia sebagai makhluk yang sempurna dan landasan agama relegius pada dasarnya ingin menetapkan konseli sebagai makhluk Tuhan dengan segenap kemuliaannya menjadi fokus sentral upaya bimbingan dan konseling.
                 Nurisan & Yusuf (2008) manusia menurut islam yaitu makhluk yang mempunyai fitrah (potensi) untuk memahami dan menerima nilai-nilai kebenaran yang bersumber dari agama, dan menjadikan agama sebagai landasan untuk bersikap dan perprilaku, Islam mengajarkan bagaimana bersikap lemah lembut dalam sesuatu, berarti memperindahnya dan tidak adanya sikap lemah lembut dalam sesuatu, berarti memperjeleknya. Pengembangan yang dilakukan dalam layanan bimbingan kelompok berbasis Islam ini tidak terlepas dari pada layanan bimbingan kelompok pada umumnya. Pengembangan disini dilakukan pada pelaksanaan layanan bimbinngan kelompok berbasis Islam (muatan Islami) agar ada karakter tersendiri dari pelaksanaan layanan bimbingan kelompok yang diberikan oleh konselor sekolah maupun guru bimbingan konseling yang berlatar belakang sekolah Islami.[17]
                 Bimbingan dan Konseling Islam Sebagai disiplin ilmu yang membentuk kompetensi utama di jurusan BKI dengan ciri khas konseling religius. Dalam bingkai ilmu ini dengan metodologi penalaran istinbâth, istiqrâ dan iqtibâs didapat dasar-dasar teori BKI dari sumber pokok  (al-Qur’an dan al-Sunnah), teori-teori bantu dari bimbingan dan konseling umum yang telah berkembang dan berbagai hasil riset  sejauh tidak bertentangan dan sumber pokok.
                 Senada dengan pendapat yang ada didalam buku model bimbingan kelompok berbasis ajaran Islam, Faqih menyatakan bimbingan agama Islam adalah proses pemberian bantuan terhadap individu agar dalam kehidupan agamannya senantiasa selaras dengan ketentuan dan pentunjuk Allah, sehingga dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Arifin menyatakan bimbingan dan penyuluhan agama adalah segala kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dalam rangka memberiikan bantuan kepada orang lain yang mengalami kesulitan-kesulitan rohaniah dalam lingkungan hidupnya agar orang tersebut mampu mengatasinya sendiri karena timbul kesadaran dan penyerahan diri terhadap kekuasaan Tuhan yang maha Esa, sehingga timbul pada diri pribadinya suatu cahaya harapan kebahagian hidup masa sekarang dan masa depan. Dzaky menyatakan konseling dalam Islam adalah suatu aktivitas memberiikan bimbingan, pelajaran dan pendoman kepada individu yang meminta bimbingan (klien) dalam hal bagaimana seharusnya seseorang klien dapat menanggulangi problematika hidup dan kehidupannya dengan baik dan benar secara mandiri yang berparadigma kepada Al-Qur’an dan as-Sunah Rasulullah SAW.
                 Ciri khas konseling Islam yang sangat mendasar adalah sebagai berikut :
1.      Berparadigma kepada wahyu dan ketauladanan para nabi, rasul dan ahli warisnya
2.      Hukum konselor memberiikan konseling kepada konseli atau klien yang memintak bimbingan pada konselor adalah wajib dan suatu keharusan bahkan merupakan ibadah
3.      Akibat konselor menyimpang dari wahyu dapat berakibat fatal bagi dirinya sendiri maupun konseli atau klien dan Allah menghukumi mereka sebagai orang yang mendustakan agama, melanggar agama dengan segaja dan terang-terangan , menganggap enteng dan mengabaikan agama
4.      Sistem konseling Islam dimulai dengan pengarahan kepada kesadaran ruhani dengan membacakan ayat-ayat Allah setelah itu baru melakukan proses trapi dengan memberisihkan dan menyucikan sebab-sebab terjadinya penyimpangan-penyimpangan . Setelah tampak cahaya kesucian dalam dada, akal fikiran dan kejiwaan, baru proses pembinaan dilakukan dengan mengajarkan pesan-pesan Al-Qur’an dalam mengantarkan individu kepada perbaikan-perbaikan diri secara esensial dan diiringi dengan al-Hikmah, yaitu rahasian-rahasia di balik segala peristiwa yang terjadi dalam hidup dan kehidupan
5.      Konselor sejati dan terutama adalah mereka yang dalam proses konseling selalu di bawah bimbingan atau pimpinan Allah dan Al-Qur’an .
           Sedangakan syarat pemimpin kelompok bimbingan kelompok berbasis ajaran Islam diantaranya adalah, Faqih sejalan dengan Al-Qur’an dan hadist, syarat-syarat yang harus diprnuhi oleh pembimbingan bimbingan dan konseling dibedakan atau dikelompokkan sebagai berikut :
a.    Kemampuan professional atu keahlian
b.    Sifat kepribadian yang baik atau akhlâkul-karimah
c.    Kemampuan kemasyarakatan atau berukhuwah islamiyah
d.   Ketakwaan pada Allah
          Adapun alasan yang mendasari bimbingan kelompok berbasis Islam , tugas para nabi yang membimbing dan mengarahkan manusia kearah kenabian yang hakiki dan juga para Nabi sebagai figure konselor yang sangat mumpuni dalam memecakan permasalahan yang berkaitan dengan jiwa manusia mampu memenangkan dari dorongan nafsunya yang membawa kepada kerusakian dan keluar dari dorongan nafsunya yang membawa kepada kerusakan dan keluar dari tipu daya setan. Seperti tertuang dalam ayat berikut ini :
Yang artinya : “ Demi masa. Sungguh manusia dalam kerugian, kecuali mereka yang beriman dan melakukan amal kebaikan, saling menasehati supaya mengamalkan kesabaran. “ (QS. Al-Ashr:1-3)

          Merujuk pada ayat al-Qur’an tersebut, manusia diharapkan saling memberi bimbingan sesuai dengan kemampuan dan kapasitas manusia itu sendri. Sedangkan landasan bimbingan kelompok berbasis Islam ajaran Islam, landasan (fondasi atau dasar pijak) utama bimbingan kelompok berbasis ajaran Islam ialah al-Qur’an dan sunnah Rasul. Sebab keduanya merupakan sumber dari segalah sumber pedoman kehidupan umat Islam, seperti disebutkan oleh Nabi Muhammad SAW sebagai berikut:
Yang artinya : “Aku tinggalkan sesuatu bagi kalian semua yang jika kalian selalu berpengang tanguh kepadanya nicaya selama-lamanya tidak akan pernah salah langkah tersesat jalan : sesuatu itu yakni kitabullah dan sunnah rasul-Nya (HR.Ibnu Majah).
              Adapun latar belakang bimbingan kelompok berbasis ajaran Islam, yakni: bahwa manusia memiliki unsure jasmaniah (biologis) dan psikologi atau mental (pohaniah), manusia sebagai makhluk individu, sosial, berbudaya, dan sebagai makluk Tuhan (relligius).[18]
              Sedangkan tujuan bimbingan kelompok berbasis ajaran Islam : tujuan umum, membantu individu mengembangkan hubungan vertical (kepada Allah) dan horizontal (kepada sesame manusia) dengan memahami status dirinya dihadapan Allah dan posisinya ditegah-tegah manusia dengan segala konsekuensinya. Tujuan khusu: agar individu beriman dan bertakwa kepada Allah, agar individu suka memberiikan maaf, agar individu berhati-hati dalam bertindak, agar individu bersikap sabar dan beramal saleh, agar individu memahami bahwa setiap orang akan diuji oleh Allah dengan berbagai bentuk ujian, agar individu berperilaku positif, agar individu berkerja sama dengan baik, agar individu berkomunikasi dan beradaptasi dengan sesama, agar individu memilki sikap iklas dalam melakukan sesuatu untuk mencari ridha Allah, agar individu peduli terhadap sesame makluk ciptaan Allah.[19]
                           Senada dengan penjelasan yang ada didalam buku bimbingan dan konseling Islam, bimbingan konseling Islam adalah upaya membantun individu belajar mengembangkan fitrah-iman dan atau kebali kepada fitrah-iman, dengan cara memperdaayakan fitrah-fitrah (jasmani, rohani, nafs, dan iman) mempelakari dan melaksanakan tuntunan Allah dan rasul-Nya, agar fitrah-fitrah yang ada pada invidu berkembang dan berfungsi dengan baik dan benar. Pada akhirnya diharapka agar individu selamat dan memperoleh kebahagiaan yang sejati didunian dan akhirat. Tujuan yang ingin dicapai melalui bimbingan dan konseling Islam adalah agar fitrah yang dikeruniakan Allah kepada individu bisa berkembang dan berfungsi dengan baik, sehingga menjadi pribadi kâffah, dan secara tahap mampu mengaktualisasikan apa yang diimaninya itu dalam kehidupan sehari-hari yang tampil dalam bentuk kepatuhan terhadap hukuman-hukuman Allah dalam melaksanakan tugas kekhalifahan di bumi, dan ketaatan dalam beribadah dengan mematuhi segala perinta-Nya dan menjauhi segala larangannya. Dengan kata lain tujuan konseling model ini adalah meningkatkan iman, Islam, dan ikhsan individu yang dibimbing hingga menjadi pribadi yang utuh dan pada akhirnya diharapkan mereka bisa hidup bahagia dunia akhirat. Tujuan jangka pendek yang diharapkan bisa dicapai melalui konseling model ini adalah terbinaannya fotrah-iman individu hingga membuahkan amal shaleh yang dilandasi dengan keyakinan yang benar bahwa : manusia adalah makluk ciptaan Allah yang harus selalu tunduk dan patug kepada segalah aturan-Nya, selalu ada kebaikan, manusia adalah hamba Allah ada fitrah yang dikaruniakan Allah kepada setiap manusia, esensi iman bukan sekedar ucapan dengan mulut tetapi lebih dari itu adalah membenarkan dari hati dan mewujudkan dalam amal perbuatan, hanya dengan melaksanakan syari’at agama secara benar, agar individu dapat melaksanakan syari’at Islam dengan benar. Adapun prinsip dasar-Nya, manusia ada dibumi ini bukan ada dengan sendirinya, tetapi ada yang menciptakannya yakni Allah SWT, manusia adalah hamba Allah yang harus selalu beribada kepada-Nya sepanjang hayat, Allah menciptakan manusia agar manusia melaksanakan amanah dalam bidang keahlian masing-masing sesuai dengan ketentuan-Nya, manusia sejak lahir dilengkapi dengan fitrah iman, iman perlu dirawat agar tumbuh subur dan kukuh, yaitu dengan selalu memahami dan menaati aturan Allah, Islam mengakui bahwa pada diri manusia ada sejumlah dorongan yang perlu dipenuhi, Islam mengajarkan agar umatnya selalu saling menasehati.[20]
              Dari beberapa pendapat di atas dapat diambil garis besarnya, bimbingan kelompok berbasis Islam dalam pembentukan akhlâkul karimah siswa sangatlah dibutuhkan dalam keseharian siswa untuk melanjutkan dan menjalankan kehidupan yang lebih efektif lagi, didalam bimbingan kelompok berbasis Islam ada beberapa langka yang harus ditempu diantaranya :
1).  Memulai kegiatan dengan membaca basmallah dan berdo’a
2). Didalam kegiatan yang sedang berlangsung serta menyelesaikan masalah dijelaskan ayat-ayat serta dalil-dalil Al-Quran serta hadist
3).  Diakhir kegiatan diakhiri dengan lapas Alhamdulillah dan do’a
E.       Akhlâkul Karimah
                             Kata akhlâk berasal dari bahasa Arab khuluq yang jamaknya akhlâk. Menurut bahasa, akhlâk adalah perangai, tabiat, dan Agama. Akhlâk merupakan bagian penting dalam kehidupan muslim. Sebab misi Nabi dalam dakwahnya adalah memperbaiki akhlâk umat manusia, sebagai mana sabdanya: “Innamâ bùitu liutammima makârim al-akhlâq, bahwasanya aku diutus untuk menyempurnakan akhlâk. Misi dakwah Nabi tersebut sesuai dengan tujuan pendidikan Islam, yaitu mempertinggi nilai-nilai akhlâk hingga mencapai tingkat akhlâk mulia. Faktor kemuliaan akhlâk dalam pendidikan Islam dinilai sebagai faktor kunci dalam menentukan keberhasilan pendidikan, yang menurut pandangan Islam berfungsi menyiapkan manusia-manusia yang mampu menata kehidupan yang sejahtera di dunia dan kehidupan di akhirat. Dari makna yang terkandung dalam nilai-nilai akhlâk ini, maka anak didik dalam mengembangkan iptek dan budaya serta aspek-aspek kehidupan lainnya tidak terlepas dari landasan moral dan etika.[21]
                 Akhlâk terpuji merupakan terjemahan dari ungkapan bahasa Arab akhlâk mahmȗdah merupakan bentuk maf’ȗl dari kata akhlâk karimah (akhlâk mulia), atau makârim al-akhlâk ( akhlâk karimah ).
                 Menurut Al-Ghazali, akhlâk terpuji merupakan sumber ketaatan dan kedekatan kepada Allah SWT. Sehingga mempelajari dan mengamalkannya merupakan kewajiban individual setiap muslim.
                 Menurut Al-Quzwaini, akhlâk terpuji adalah ketepatan jiwa dengan perilaku yang baik dan terpuji.
                 Ketentuan akhlâk karimah disebut dalam banyak hadist. Diantaranya oleh Abu Dzarr dari Nabi Muhammad SAW yang artinya :
Wahai Abu Dzarr ! maukah aku tunjukkan dua hal yang sangat ringan di punggung, tetapi sangat berat di timbang ( pada hari kiamat kelak )?’ abu Dzarr menjawab, tentu, wahai Rasulullah’. Beliau melanjutkan, ‘hendaklah kamu melakukan akhlâk terpuji dan banyak diam. Demi Allah yang tanganku berada di genggaman-Nya, tidak ada makhluk lain yang dapat bersolek dengan kedua hal tersebut.” (H.R. Al-Baihaqi).

Sedangkan macam-macam akhlâk terpuji atau akhlâk karimah diantaranya:
a.    Jujur
b.    Silaturrahim
c.    Menunaikan amanah
d.   Membalas kebaikan orang
e.    Menunaikan amanah
f.     Memuliakan tetangga
g.    Memuliakan tamu
h.    Sedaka
i.      Senyum
j.      Sabar
k.    Berbaik sangka, dan lain-lainnya. [22]
$ygƒr'¯»tƒ šúïÏ%©!$# (#qãYtB#uä (#rçŽÉ9ô¹$# (#rãÎ/$|¹ur (#qäÜÎ/#uur (#qà)¨?$#ur ©!$# öNä3ª=yès9 šcqßsÎ=øÿè? ÇËÉÉÈ
Artinya : “ artinya Hai orang-orang yang beriman, Bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntun.“ (Q.SAli-Imran 3:200).[23]                                                                           

Dari pengertian di atas dapat ditarik garis besarnya akhlâk karimah merupakan perbutan baik yang dilakukan semata-mata untuk mendapatkan rindho Allah SWT.


[1]Ruslam Ahmadi, Pengantar Pendidikan Asas dan Filsafat Pendidikan,( Yogyakarta: Ar-Ruzz Media ), h. 33-34
[2]Irja Putra Pratama, Tazkirah Transformasi Ilmu-ilmu KeIslaman, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyrakat : Lubuklinggau Sumatera Selatan, Vol.3, No.1 (Juni 2014)
[3]Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, ( Jakarta: Rajawali Pers, 2014 ), h. 61-62.
[4]Indrawan, Kamus Bahasa Indonesia, ( Jombang: Lintas Media ), h. 235
[5]Primadona, Konsep Pendidikan Islam, Skripsi ( Tulung Agung: IAIN Tulung Agung, 2009 ), h. 25-26
 [6]Omar Muhammad At-Toumy As-Syaibani, Falsafah Pendidikan Islam (Jakarta: Bulan Bintang, 1979), h. 339.
[7]Dewa ketut sukardi, Pengantar Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di Sekolah. (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010), h. 35-37
[8]Prayitno, dkk,  Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, ( Jakarta:PT Rineka Cipta, 2008), h. 101
[9]Syamsu Yusuf  dan Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan dan Konseling, ( Bandung: PT Remajah Rosdakarya, 2009 ), h. 5-8
[10]Eli Mu’awanah dan Rifa Hidayah, Bimbingan Konseling di Sekolah Dasar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 70
[11]Nurdjana,  Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Self Managemen Untuk Mengurangi Prilaku Terlambat Masuk Sekolah, Program Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Muria : Kudus, Vol.1,No.1 (2015)
[12]Prayitno, dkk., Layanan Bimbingan Kelompok dan Konseling Kelompok, (Bogor: Chalia Indonesia, 2017), h. 232-242
[13] Prayetno,  Landasan Bimbingan Kelompok, ( Jakarta: Ghalia Indonesia, 1995 ), h. 35-36
[14] Siti Hartinah, Konsep Dasar Bimbingan Kelompok, ( Bandung: PT Refika Aditama, 2009), h. 5-10
[15]Achmad Juntika Nurihsan,  Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling, ( Bandung: PT Refika Aditama, 2017 ), h. 23
[16]Anwar Sutuyo, dkk., Model Bimbingan Kelompok Berbasis Islam Untuk Meningkatkan Sikap Terhadap Peran Ganda Wanita, Forum Tarbiyah Vol. 11, No.2 (Desember 2013), h. 224                                           
[17]Ahkmad dan Anwar Sutoyo, Pengembangan Model Bimbingan kelompok berbasis Islam Untuk Meningkatkan Perilaku Etik Berkomunikasi Siswa,Bimbingan dan Konseling, Vol. 5, No. 1 ( 2016 ), h. 57-58
[18]Sri Narti, Model Bimbingan Kelompok Berbassis Ajaran  Islam Untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2014), h.34-42
[19]Sri Narti, Model Bimbingan Kelompok Berbassis Ajaran  Islam Untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa …,h.73
[20]Anwar Sutoyo, Bimbingan Konseling Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2017),h.27
[21]Abdul Rahman, Pendidikan Agama Islam dan Pendidik Islam, Staf Pengajar Pendidikan Agama Islam Politeknik : Samarind, Vol  8, No 1 ( Maret 2012 ).
[22]Rosihon Anwar, Akhlak Tasawuf, ( Bandung: CV. Pustaka Setia, 2010 ), h. 87-89
[23]Departemen Agama, Al-Qur’an Terjemah dan Asbabun Nuzul, (Surakarta:Pustaka Rahman, 2009), h. 76