BAB II
LANDASAN TEORI
A.
Pendidikan
Islam
Ilmu dan pendidikan
merupakan hal yang penting dalam Islam. Ilmu akan umat Islam tidak tersesat dalam kebodohan dan memiliki pengetahuan
terutama dalam aspek agamanya. Menuntut ilmu tidak terbatas usia, bahkan mulai
usia dini hingga tua pun kita diwajibkan untuk menuntut ilmu. Yang diwajibkan
disini adalah ilmu pendidikan agama Islam.
قَالَ
النَّبِيُّ صَلَّى اللّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كُنْ عَالِمًا أَوْ مُتَعَلِّمًا
أَوْ مُسْتَمِعًا أَوْ مُحِبًّا وَلَا تَكُنْ خَامِسًا فَتَهْلِكَ (رواه بيهقى)
Artinya: “Telah
bersabda Rasulullah saw : “Jadilah engkau orang yang berilmu pandai), atau
orang yang belajar, atau orang yang mau mendengarkan ilmu, atau orang yang
menyukai ilmu. Dan janganlah engkau menjadi orang yang kelima maka kamu akan
celaka “(H.R.Baehaqi)
Menurut
Brubacher pendidikan merupakan suatu proses timbal-balik dari tiap manusia
dalam penyesuaian dirinya dengan alam, teman, dan alam semesta. Pendidikan
merupakan pula perkembangan yang terorganisasi dan kelengkapan diri semua
potensi manusia : moral, intelektual, jasmani, dan untuk kepribadian individu
dan kegunaan masyarakanya yang diarahkan demi menghimpun semua aktivitas
tersebut untuk tujuan hidupnya. Pedndidikan adalah proses yang mana
potensi-potensi manusia yang mudah dipengaruhi oleh kebiasaan yang baik, oleh
alat (media) yang disusun sedemikian rupa, dan dikelolah manusia untuk menolong
orang lain atau dirinya sendiri dalam mencapai tujuan yang ditetapkan.[1]
Pendidikan
pada hakikatnya adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian serta
kemampuan dalam kesatuan organis, harmonis, dan dinamis, di dalam maupun diluar
sekolah yang berlangsung seumur hidup.[2]
Dari
penjelasan dan pengertian di atas dapat
ditarik garis besarnya pendidikan merupakan kegiatan yang dilakukan oleh
seorang individu kepada individu lainnya guna untuk melakukan proses pembelajaran.
Secara
bahasa Islam berasal dari bahasa Arab, yaitu dari kata salima yang mengandung arti selamat, sentosa,
dan damai. Selain itu Islam mengandung arti patuh, tunduk, taat, dan berserah
diri kepada Allah SWT dalam upaya mencari keselamatan dan kebahagia hidup, baik
di dunia maupun di akhirat , hal demikian dilakukan atas kesadaran dan kemauan
diri sendiri, bukan paksaan atau berpura-pura, melainkan sebagai panggilan dari
fitrah dirinya sebagai makhluk yang sejak dalam kandungan sudah menyatakan patuh
dan tunduk kepada tuhan.
Dengan
demikian, secara antropologis perkataan Islam sudah mengambarkan kodrat manusia
sebagai makluk yang tunduk dan patuh kepada Tuhan.[3]
Dalam
kamus bahasa Indonesia Islam merupakan agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW
ajarannya berdasarkan Hadist dan Al-Qur’an.[4] Sebagaimana yang dijelaskan
dalam firman Allah :
Artinya : “Pada hari ini telah aku sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah aku
cukupkan kepadamu nikmatku, dan telah kuridah Islam itu agama bagimu “( QS. Al-Maidah 3: 5 ).
Dari
penjelasan diatas dapat diambil garis besarnya Islam merupakan agama yang
dibawa oleh nabi Muhammad SAW dan merupakan agama penyempurnaan agama-agama
sebelumnya.
Pengertian
pendidikan Islam yang lazim kita pahami sekarang ini merupakan implementasi
dakwah Islamiyah yang terdapat di zaman Nabi. Melalui usaha dan kegiatan yang
dilaksanakan Nabi dalam menyampaikan seruan dengan berdakwah menyampaikan
ajaran Islam, member contoh,
melatih ketrampilan, memberi motivasi dan menciptakan lingkungan sosial yang
mendukung pembentukan muslim, hal tersebut dapat diartikan bahwa pendidikan
Islam yang ada pada saat ini, merupakan penjabaran dari arti pendidikan yang
telah dikembangkan sejak zaman Rasulullah SAW. Dengan berbagai kegiatannya Nabi
telah mendidik dan membentuk kepribadian umatnya dengan kepribadian muslim.
Karena itu, Nabi Muhammad SAW disebut sebagai seorang pendidik yang berhasil
dalam menanamkan ajaran Islam pada masyarakat jahiliah.
Tidak
berlebihan apabila dikatakan bahwa apa yang beliau lakukan itu merupakan
rumusan pendidikan Islam pada masa sekarang. Untuk lebih jelasnya akan penulis
kemukakan beberapa pendapat mengenai pengertian pendidikan Islam menurut
beberapa ahli.[5]
Menurut
Omar Muhammad Al-Toumy As-Syaibany, definisi pendidikan Islam adalah, “Proses mengubah tingkah laku individu pada kehidupan
pribadi, masyarakat dan alam sekitar dengan pengajaran sebagai aktivitas asasi
dan sebagai profesi di antara profesi-profesi asasi di dalam masyarakat.[6]
Dari
penjelasan diatas dapat diambil garis besar bahwa pendidikan Islam merupakan
proses transformasi dan internalisasi ilmu pengetahuan dan nilai-nilai ajaran
Islam pada anak didik melalui pengembangan potensi fitrahnya guna mencapai
keselarasan dan kesempurnaan hidup.
B.
Bimbingan
Konseling
Bimbingan
berasal dari kata “guidence” yang berarti pimpinan, arahan, pedoman.
Kata guidance berasal dari kata toguide yang berarti menuntun,
menjadi petunjuk jalan, mengemudikan. pengertian bimbingan secara luas iyalah peroses
pemberian bantuan secara terus menerus dan sistematis kepada individu dalam
memecahkan masalah yang dihadapinya, agar tercapai kemampuan untuk memahami
dirinya, menerima dirinya, merealisasikan dirinya sesuai dengan potensi dan
kemampuannya dalam mencapai penyesuaian diri dengan lingkungan, baik keluarga,
sekolah maupun masyarakat.
Sedangakan pengertian konseling
secara etimologi adalah nasehat, anjuran dan ajaran. Dengan demikian konseling
dapat di artikan sebagai pemberian nasehat, pemberian anjuran dan pembicaraan
dengan bertukar pikiran.[7]
Menurut Wiliamson, konseling
diartikan sebagai proses personalisasi dan individualisasi untuk membantu
seorang dalam mempelajari mata pelajaran disekolah.[8]
Senada dengan pendapat yang ada
didalam buku landasan bimbingan konseling, bimbingan dan konseling merupakan
terjemahan dari kata guidance dan counseling dalam bahasa inggris. Secara
hanafiyah istilah guidance dari akar
kata guid yang berarti : mengarahkan,
memadu, mengelola dan menyetir. Bimbingan merupakan suatu proses, yang
berkesinambungan, bukan kegiatan seketika atau kebetulan. Bimbingan merupakan
serangkaian tahapan kegiatan yang sistematis dan berencanaan yang terarah
kepada pencapaian tujuan.
Konseling merupakan hubungan tatap
muka yang bersifat rahasia penuh dengan sikap penerimaan dan pemberian
kesempatan dari konselor kepada klien, konselor mengunakan pengetahuan dan
ketrampilannya untuk membantu kliennya mengatasi masalah-masalahnya. Guru BK
atau konselor merupakan seseorang yang berhubungan erat dengan adanya proses
bimbingan konseling terhadap siswa yang sedang verdadap tahap perkembangan
menujuk perkembangan yang optimal.[9]
Dari pengertian-pengertian di atas
dapat ditarik garis besarnya bahwa konseling adalah suatu aktifitas pemberian
nasehat dengan atau beberapa anjuran dan saran dalam bentuk pembicaraan yang
komunikatif antar konselor dank lien dengan menggunbakan metode-metode
psikologis atas dasar pengetahuan sistematik tentang kepribadian manusia dalam
upaya meningkatkan kesehatan mental klien.
Bimbingan dan konseling saling
berkaitan satu sama lain. Hal ini dikarenakan bimbingan dan konseling merupakan
suatu kegiatan yang integral. Konseling merupakan salah satu teknik dan alat
dalam pelayanan bimbingan.
C.
Bimbingan Kelompok
Bimbingan kelompok merupakan sebuah kegiatan bimbingan yang dikelola
serta klasikal dengan memanfaatkan satuan/group yang di bentuk keperluan
administrasi dan peningkatan interaksi siswa dari beberapa tingkat kelas.[10]
Bimbingan kelompok
merupakan proses pemberian informasi dan bantuan pada sekelompok orang dengan
memanfaatkan dinamika kelompok guna mencapai suatu tujuan tertentu. Layanan
bimbingan kelompok yang diberikan dalam suasana kelompok selain itu juga bisa
dijadikan media penyampaian informasi sekaligus juga bisa membantu siswa
menyusun rencana dalam membuat keputusan yang tepat sehingga diharapkan
berdampak positif bagi siswa yang nantinya dapat mengubah perilaku yang
menyimpang. Selain itu apabila dinamika kelompok dapat terwujud dengan baik,
maka anggota kelompok saling menolong, menerima dan berempati dengan tulus.
Pada pelaksanaan bimbingan kelompok
ada konselor, yaitu konselor, dan anggota kelompok yakni klien yang jumlahnya
lebih dari satu orang. Terjadi hubungan konseling dalam suasana hangat,
terbuka, permisif, dan penuh keakraban. Adanya pengungkapan dan pemahaman
masalah klien, penulusuran sebab-sebab timbulnya masalah ( jika perlu
menerapkan metode-metode khusus ), kegiatan evaluasi dan tindak lanjut. Tahap-tahap layanan bimbingan kelompok , ada
emapat tahap yaitu :
a.
Tahap
pembentukan
b.
Tahap
peralihan
c.
Tahap
pelaksanaan kegiatan
d.
Dan tahap
pengakhiran kegiatan
Penggunaan teknik dalam kegiatan
bimbingan kelompok mempunyai banyak fungsi selain lebih mempokus kegiatan
bimbingan kelompok terhadap tujuan yang ingin dicapai tetapi juga dapat membuat
suasana yang terbangun dalam kegiatan bimbingan kelompok agar lebih bergairah
dan tidak cepat membuat siswa jenuh mengikutinya, seperti yang dikemukakan
Romlah menjelaskan bahwa teknik bukan merupakan tujuan tetapi sebagai alat untuk
mencapai tujuan. Pemilihan dan pengunaan masing-masing teknik tidak dapat lepas
dari kepribadian konselor atau pemimpin kelompok. Salah satu teknik yang dapat
di terapkan dalam layanan bimbingan kelompok adalah “Self management”.[11]
Senada dengan pendapat yang ada di dalam buku bimbingan dan
konseling kelompok, yang mana layanan langka-langka dalam bimbingan kelompok
terdiri dari :
1). Tahap
pembentukan
Kegiatan ini merupakan
tahap pengenalan, pelibatan diri, atau proses memasukkan diri ke dalam kelompok.
Untuk keperluan ini, tempat duduk peserta diatur dengan membentukan sebuah
lingkaran, sehingga setiap anggota kelompok dapat melihat satu sama lainnya
secara langsung, serta dapat terlibat secara penuh dalam kegiatan kelompok yang
akan berlangsung.
Pembimbing kelompok
memulai kegiatan dengan mengucapkan salam dan mengucapkan terima kasih atas
kehadiran para anggota pada hari itu sesuai dengan janji yang telah disepakati
bersama. Kemudian, dilanjutkan dengan menjelaskan beberapa hal berikut :
a). Pengertian bimbingan
Sesuatu kegiatan yang dilakukan oleh
sekelompok orang dengan memanfaatkan
dinamika kelompok.
b).
Tujuan bimbingan kelompok
Bimbingan kelompok bertujuan :
mampu berbicara di muka orang banyak, mampu mengeluarkan pendapat, ide, saran,
tanggapan, perasaan, belajar menghargai pendapat orang lain, bertangung jawab
atas pendapat yang dikemukakannya, mampu mengendalikan diri dan menahan emosi,
dapat bertegang rasa, menjadi akrab satu sama lain, membahas masalah atau topik-topik
umum, dapat saling membantu memecahkan masalah pribadi yang dikemukakan dalam
kelompok
c).
Cara pelaksanaan
Masing-masing perserta diminta
secara bebas dan sukarela berbicara, bertanya, mengeluarkan ide, sikap, saran,
serta perasaan yang dirasakannya saat itu, mendegarkan dengan baik bila anggota
lain sedang berbicara, mengikuti aturan yang ditetapkan oleh kelompok.
d). Asas-asas yang perlu dilaksanakan
Asas-asas yang
terdiri dari, asas kerahasiaan, asa keterbukaan, asas kesukarela, asas
kenormatifan.
2). Tahap peralihan
Dalam tahap ini, pembimbing
kelompok bertugas membawa perserta melewati tahap peralihan.
3). Tahap kegiatan pokok
Tahap ini
merupakan kegiatan yang sebenarnya dari bimbingan kelompok, dalam tahap ini
seluruh perserta berperan aktif dan terbuka mengemukakan apa yang dirasakannya,
dipikirkannya, dan apa yang dialaminya.
4). Tahap penyimpulan hasil
dan pengakhiran
Pada kegiatan ini,
perhatian semua anggota kelompok tertuju pada hasil yang dicapai dalam
pembahasan masalah yang dihadapi.[12]
Adapun tujuan dari
bimbingan kelompok di antaranya: mampu berbicara di depan orang banyak, mampu
mengeluarkan pendapat, ide, saran, tanggapan, perasaan dan lain sebagainya
kepada orang banyak, belajar menghargai pendapat orang lain, bertanggung jawab
atas pendapat yang dikemukakannya, mampu mengendalikan diri dan menahan emosi, dapat
bertenggang rasa, menjadi akrab satu sama lainnya, membahas masalah atau
topik-topik umum yang dirasakan atau menjadi kepentingan bersama.
Sedangkan
Komponen-komponen yang ada dalam layanan bimbingan kelompok diantaranya
terdapat pemimpin kelompok dan anggota kelompok: Pemimpin kelompok, pemimpin
kelompok memiliki peran penting dalam rangka membawa para anggotanya menuju
suasana yang mendukung tercapainya tujuan bimbingan kelompok, pemimpin kelompok
dapat memberiikan bantuan, pengarahan ataupun campurtangan langsung terhadap
kegiatan kelompok, campur tang ini meliputi, baik hal-hal yang bersifat isi
dari yang dibicarakan maupun yang mengenai proses kegiatan itu sendiri pemimpin
kelompok memusatkan perhatian pada suasana yang berkembang dalam kelompok itu,
baik perasaan anggota-anggota tertentu maupun keseluruhan kelompok.
Pemimpin kelompok
dapat menanyakan suasanan perasaan yang dialami itu, jika kelompok itu
tampaknya kurang menjurus kearah yang dimaksudkan maka pemimpin kelompok perlu memberiikan
arah yang dimaksudkan itu, pemimpin kelompok juga perlu memberikan tanggapan
(umpan balik) tentang berbagai hal yang terjadi dalam kelompok, baik yang
bersifat isi maupun proses kegiatan kelompok, lebih jauh lagi, pemimpin
kelompok juga diharapkan mampu mengatur “lalu lintas” kegiatan kelompok,
pemegang aturan permainan (menjadi wasit), pendamai dan pendorong kerja sama
serta suasana kebersamaan.
Disamping itu
pemimpin kelompok, diharapkan bertindak sebagai penjaga agar apapun yang
terjadi di dalam kelompok itu tidak merusak ataupun menyakiti satu orang atau
lebih anggota kelompok, sifat kerahasiaan dari kegiatan kelompok itu dengan
segenap isi dan kejadian-kejadian yang timbul di dalamnya, juga menjadi
tanggung jawab pemimpin kelompok.
Anggota kelompok, Kegiatan
layanan bimbingan kelompok sebagian besar juga didasarkan atas peranan para
anggotanya. Peranan kelompok tidak akan terwujud tanpa keikutsertaan secara
aktif para anggota kelompok tersebut, karena dapat dikatakan bahwa anggota
kelompok merupakan badan dan jiwa kelompok tersebut, agar dinamika kelompok
selalu berkembang, maka peranan yang dimainkan para anggota kelompok adalah:
Membantu terbinanya suasana keakraban dalam hubungan antara anggota kelompok, mencurahkan
segenap perasaan dalam melibatkan diri dalam kegiatan kelompok, berusaha agar
yang dilakukannya itu membantu tercapainya tujuan bersama, Membantu tersusunnya
aturan kelompok dan berusaha mematuhinya dengan baik, benar-benar berusaha
untuk secara aktif ikut serta dalam seluruh kegiatan kelompok, mampu
berkomunikasi secara terbuka, berusaha membantu anggota lain, memberii
kesempatan anggota lain untuk juga menjalankan peranannya, menyadari pentingnya
kegiatan kelompok itu.[13]
Didalam buku konsep
dasar bimbingan kelompok, teknik pendekatan secara kelompok, yaitu bimbingan
yang disanakan secara kelompok terhadap sejumlah individu sekaligus sehingga
beberapa orang atau individu sekaligus dapat menerima bimbingan yang
dimaksudkan. Bimbingan kelompok dilaksanakan jika masalah yang dihadapi beberapa
murid relatif
mempunyai kesamaan atau saling mempunyai hubungan serta mereka mempunyai
kesedian untuk dilayani secara kelompok. Adapun keunggulan bimbingan kelompok
diantaranya : tenaga pembimbing masih sangat terbatas dan jumlah murid yang
perlu dibimbing begitu banyak sehingga pelayanan bimbingan secara perseorangan
tidak akan merata, melalui bimbingan kelompok, murid dilatih menghadapi suatu
tugas bersama atau memecahkan suatu masalah bersama. Dengan demikian, sedikit
banyak didik untuk hidup secara bersama, dalam mendiskusikan pendapatnya dan
menghargai pendapat orang lain, banyak informasi yang dibutuhhkan oleh murid
menjadi sadar bahwa mereka sebaiknya menghadap penyuluh untuk mendapat bimbingan
lebih mendalam , melalui bimbingan kelompok seseorang ahli bimbingan yang baru
saja diangkat dapat memperkenalkan diri dan berusaha mendapat kepercayaan dari
murid. Sedangkan keuntungan mengunakan metode pendekatan kelompok, diantaranya
: anak bermasalah dapat mengenal dirinya melalui teman-teman kelompok, melalui
kelompok sikap-sikap positif anak dapat dikembangkan seperti tolerasi, saling
menghargai, kerjasama, tangungjawab, disiplin, kreativitas dan sikap-sikap
kelompok lainnya, melalui kelompok dapat dihilangkan beban –beban moril seperti
malu, penakut, dan sifat-sifat egoistis, agresif, manjah dan sebagainya,
melalui kelompok dapat dihilangkan ketegangan-ketegangan emosi,
konflik-konflik, kekecewaan, curiga-curigai, iri hati dan sebagainya, melalui
kelompok dapat dikembangkan gairah hidup dalam melakukan tugas, suka menolong,
disiplin, dan sikap-sikap social lainnya.[14]
Didalam buku strategi
layanan bimbingan dan konseling, layanan dasar bimbingan adalah layanan
bimbingan yang bertujuan untuk membantu seluruh perserta didik mengembangkan
prilaku efektif dan keterampilan-keterampilan hidupnya yang mengacu pada
tugas-tugas perkembangan perserta didik.[15]
Berdasarkan penjelasan
di atas, maka dapat disimpulkan bahwa layanan bimbingan kelompok merupakan
layanan bimbingan yang dilaksanakan di dalam suasana kelompok. Pada pelaksanaan
bimbingan kelompok ada konselor, yaitu Konselor, dan anggota kelompok yaitu
klien yang jumlahnya lebih dari satu orang.
D. Bimbingan
Kelompok Berbasis Islam
Ajaran Islam
tidak bisa terlepas terutama jika guru bimbingan dan konseling disekolah
beragama Islam, dan siswa pun beragama Islam. Konsdisi di Barat praktik agama
jusru membantu mepercepat penyelesaian masalah, peran orang yang ahli dalam
agama dapat membantu penyelesaian masyarakat muslim dengan pendekatan agama.
Pendekatan agama jauh lebih kompleks dan lebih mendalam karena melibatkan nilai
iman (tauhid), sehingga individu menyadari posisinya sebagai hamba dan khalifah
Allah di bumi.
Bimbingan
kelompok berbasis Islam yang dikembangkan dalam penelitian ini disusun dengan
berdasarkan pada dasar yang kokoh yaitu merujuk pada Al-Qur’an dan hadist Nabi
SAW., sehingga memiliki spesifikasi yang berbeda dari bimbingan kelompok yang
sudah ada.
Bimbingan
kelompok berbasis Islam yang terdiri dari 10 aspek yaitu: Pengertian bimbingan
kelompok berbasis Islam, peran konselor, fungsi konselor, kualifikasi konselor,
prosedur kerja bimbingan kelompok berbasis Islam, anggota kelompok, sifat
topik, suasana interaksi, prinsip pelaksanaan, tahap-tahap pelaksanaan
bimbimgan kelompok berbasis Islam, monitoring, evaluasi dan tindak lanjut.[16]
Senada dengan
penjelasan yang ada di dalam jurnal perkembangan model berbasis Islam, Bimbingan
kelompok basis Islam yang digunakan disini landasan utamanya ialah Al-Qur’an dan Hadist. Penggunaan
bimbingan kelompok berbasis islam disini jelas berbeda dengan bimbingan
kelompok pada umumnya. Hal ini karena pelaksanaan bimbingan kelompok
berbasis islam ini setiap tahapannya bermuatan islam dengan beracuan pada syariat
islam. Landasan islam digunakan untuk meminimalisir perilaku etik katanya
dengan komuniksi terhadap orang tua maupun lebih tua karena, latar belakang sekolah
berbasis islam, landasan agama memberiikan pemahaman kepada konselor tentang
dimensi keagaman sebagai faktor yang dapat mempengaruhi terhadap perilaku
individu, landasan agama memandang manusia sebagai makhluk yang sempurna dan
landasan agama relegius pada dasarnya ingin menetapkan konseli sebagai makhluk
Tuhan dengan segenap kemuliaannya menjadi fokus sentral upaya bimbingan dan
konseling.
Nurisan &
Yusuf (2008) manusia menurut islam yaitu makhluk yang mempunyai fitrah (potensi)
untuk memahami dan menerima nilai-nilai kebenaran yang bersumber dari agama,
dan menjadikan agama sebagai landasan untuk bersikap dan perprilaku, Islam mengajarkan
bagaimana bersikap lemah lembut dalam sesuatu, berarti memperindahnya dan tidak
adanya sikap lemah lembut dalam sesuatu, berarti memperjeleknya. Pengembangan
yang dilakukan dalam layanan bimbingan kelompok berbasis Islam ini tidak terlepas
dari pada layanan bimbingan kelompok pada umumnya. Pengembangan disini
dilakukan pada pelaksanaan layanan bimbinngan kelompok berbasis Islam (muatan Islami) agar ada karakter
tersendiri dari pelaksanaan layanan bimbingan kelompok yang diberikan oleh
konselor sekolah maupun guru bimbingan konseling yang berlatar belakang sekolah
Islami.[17]
Bimbingan
dan Konseling Islam Sebagai disiplin ilmu yang membentuk kompetensi utama
di jurusan BKI dengan ciri khas konseling religius. Dalam bingkai ilmu ini
dengan metodologi penalaran istinbâth, istiqrâ dan iqtibâs didapat
dasar-dasar teori BKI dari sumber pokok (al-Qur’an dan al-Sunnah),
teori-teori bantu dari bimbingan dan konseling umum yang telah berkembang dan
berbagai hasil riset sejauh tidak bertentangan dan sumber pokok.
Senada dengan
pendapat yang ada didalam buku model bimbingan kelompok berbasis ajaran Islam,
Faqih menyatakan bimbingan agama Islam adalah proses pemberian bantuan terhadap
individu agar dalam kehidupan agamannya senantiasa selaras dengan ketentuan dan
pentunjuk Allah, sehingga dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan
akhirat. Arifin menyatakan bimbingan dan penyuluhan agama adalah segala
kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dalam rangka memberiikan bantuan kepada
orang lain yang mengalami kesulitan-kesulitan rohaniah dalam lingkungan
hidupnya agar orang tersebut mampu mengatasinya sendiri karena timbul kesadaran
dan penyerahan diri terhadap kekuasaan Tuhan yang maha Esa, sehingga timbul
pada diri pribadinya suatu cahaya harapan kebahagian hidup masa sekarang dan
masa depan. Dzaky menyatakan konseling dalam Islam adalah suatu aktivitas memberiikan
bimbingan, pelajaran dan pendoman kepada individu yang meminta bimbingan
(klien) dalam hal bagaimana seharusnya seseorang klien dapat menanggulangi
problematika hidup dan kehidupannya dengan baik dan benar secara mandiri yang
berparadigma kepada Al-Qur’an dan as-Sunah Rasulullah SAW.
Ciri khas
konseling Islam yang sangat mendasar adalah sebagai berikut :
1.
Berparadigma
kepada wahyu dan ketauladanan para nabi, rasul dan ahli warisnya
2.
Hukum
konselor memberiikan konseling kepada konseli atau klien yang memintak
bimbingan pada konselor adalah wajib dan suatu keharusan bahkan merupakan
ibadah
3.
Akibat
konselor menyimpang dari wahyu dapat berakibat fatal bagi dirinya sendiri
maupun konseli atau klien dan Allah menghukumi mereka sebagai orang yang
mendustakan agama, melanggar agama dengan segaja dan terang-terangan ,
menganggap enteng dan mengabaikan agama
4.
Sistem konseling Islam
dimulai dengan pengarahan kepada kesadaran ruhani dengan membacakan ayat-ayat
Allah setelah itu baru melakukan proses trapi dengan memberisihkan dan
menyucikan sebab-sebab terjadinya penyimpangan-penyimpangan . Setelah tampak
cahaya kesucian dalam dada, akal fikiran dan kejiwaan, baru proses pembinaan
dilakukan dengan mengajarkan pesan-pesan Al-Qur’an dalam mengantarkan individu
kepada perbaikan-perbaikan diri secara esensial dan diiringi dengan al-Hikmah,
yaitu rahasian-rahasia di balik segala peristiwa yang terjadi dalam hidup dan
kehidupan
5.
Konselor
sejati dan terutama adalah mereka yang dalam proses konseling selalu di bawah
bimbingan atau pimpinan Allah dan Al-Qur’an .
Sedangakan
syarat pemimpin kelompok bimbingan kelompok berbasis ajaran Islam diantaranya
adalah, Faqih sejalan dengan Al-Qur’an dan hadist, syarat-syarat yang harus
diprnuhi oleh pembimbingan bimbingan dan konseling dibedakan atau dikelompokkan
sebagai berikut :
a.
Kemampuan
professional atu keahlian
b.
Sifat kepribadian
yang baik atau akhlâkul-karimah
c.
Kemampuan
kemasyarakatan atau berukhuwah islamiyah
d.
Ketakwaan
pada Allah
Adapun alasan yang
mendasari bimbingan kelompok berbasis Islam , tugas para nabi yang membimbing
dan mengarahkan manusia kearah kenabian yang hakiki dan juga para Nabi sebagai
figure konselor yang sangat mumpuni dalam memecakan permasalahan yang berkaitan
dengan jiwa manusia mampu memenangkan dari dorongan nafsunya yang membawa
kepada kerusakian dan keluar dari dorongan nafsunya yang membawa kepada kerusakan
dan keluar dari tipu daya setan. Seperti tertuang dalam ayat berikut ini :
Yang artinya : “ Demi masa.
Sungguh manusia dalam kerugian, kecuali mereka yang beriman dan melakukan amal
kebaikan, saling menasehati supaya mengamalkan kesabaran. “ (QS. Al-Ashr:1-3)
Merujuk pada ayat
al-Qur’an tersebut, manusia diharapkan saling memberi bimbingan sesuai dengan
kemampuan dan kapasitas manusia itu sendri. Sedangkan landasan bimbingan
kelompok berbasis Islam ajaran Islam, landasan (fondasi atau dasar pijak) utama
bimbingan kelompok berbasis ajaran Islam ialah al-Qur’an dan sunnah Rasul.
Sebab keduanya merupakan sumber dari segalah sumber pedoman kehidupan umat
Islam, seperti disebutkan oleh Nabi Muhammad SAW sebagai berikut:
Yang artinya : “Aku tinggalkan
sesuatu bagi kalian semua yang jika kalian selalu berpengang tanguh kepadanya
nicaya selama-lamanya tidak akan pernah salah langkah tersesat jalan : sesuatu
itu yakni kitabullah dan sunnah rasul-Nya (HR.Ibnu Majah).
Adapun latar
belakang bimbingan kelompok berbasis ajaran Islam, yakni: bahwa manusia
memiliki unsure jasmaniah (biologis) dan psikologi atau mental (pohaniah),
manusia sebagai makhluk individu, sosial, berbudaya, dan sebagai makluk Tuhan
(relligius).[18]
Sedangkan tujuan
bimbingan kelompok berbasis ajaran Islam : tujuan umum, membantu individu
mengembangkan hubungan vertical (kepada Allah) dan horizontal (kepada sesame
manusia) dengan memahami status dirinya dihadapan Allah dan posisinya
ditegah-tegah manusia dengan segala konsekuensinya. Tujuan khusu: agar individu
beriman dan bertakwa kepada Allah, agar individu suka memberiikan maaf, agar
individu berhati-hati dalam bertindak, agar individu bersikap sabar dan beramal
saleh, agar individu memahami bahwa setiap orang akan diuji oleh Allah dengan
berbagai bentuk ujian, agar individu berperilaku positif, agar individu
berkerja sama dengan baik, agar individu berkomunikasi dan beradaptasi dengan
sesama, agar individu memilki sikap iklas dalam melakukan sesuatu untuk mencari
ridha Allah, agar individu peduli terhadap sesame makluk ciptaan Allah.[19]
Senada
dengan penjelasan yang ada didalam buku bimbingan dan konseling Islam, bimbingan
konseling Islam adalah upaya membantun individu belajar mengembangkan fitrah-iman dan atau kebali kepada fitrah-iman, dengan cara memperdaayakan
fitrah-fitrah (jasmani, rohani, nafs, dan iman) mempelakari dan melaksanakan
tuntunan Allah dan rasul-Nya, agar fitrah-fitrah yang ada pada invidu
berkembang dan berfungsi dengan baik dan benar. Pada akhirnya diharapka agar
individu selamat dan memperoleh kebahagiaan yang sejati didunian dan akhirat.
Tujuan yang ingin dicapai melalui bimbingan dan konseling Islam adalah agar
fitrah yang dikeruniakan Allah kepada individu bisa berkembang dan berfungsi
dengan baik, sehingga menjadi pribadi kâffah,
dan secara tahap mampu mengaktualisasikan apa yang diimaninya itu dalam
kehidupan sehari-hari yang tampil dalam bentuk kepatuhan terhadap
hukuman-hukuman Allah dalam melaksanakan tugas kekhalifahan di bumi, dan
ketaatan dalam beribadah dengan mematuhi segala perinta-Nya dan menjauhi segala
larangannya. Dengan kata lain tujuan konseling model ini adalah meningkatkan
iman, Islam, dan ikhsan individu yang dibimbing hingga menjadi pribadi yang
utuh dan pada akhirnya diharapkan mereka bisa hidup bahagia dunia akhirat.
Tujuan jangka pendek yang diharapkan bisa dicapai melalui konseling model ini
adalah terbinaannya fotrah-iman individu hingga membuahkan amal shaleh yang
dilandasi dengan keyakinan yang benar bahwa : manusia adalah makluk ciptaan Allah
yang harus selalu tunduk dan patug kepada segalah aturan-Nya, selalu ada
kebaikan, manusia adalah hamba Allah ada fitrah yang dikaruniakan Allah kepada
setiap manusia, esensi iman bukan sekedar ucapan dengan mulut tetapi lebih dari
itu adalah membenarkan dari hati dan mewujudkan dalam amal perbuatan, hanya
dengan melaksanakan syari’at agama secara benar, agar individu dapat
melaksanakan syari’at Islam dengan benar. Adapun prinsip dasar-Nya, manusia ada
dibumi ini bukan ada dengan sendirinya, tetapi ada yang menciptakannya yakni
Allah SWT, manusia adalah hamba Allah yang harus selalu beribada kepada-Nya
sepanjang hayat, Allah menciptakan manusia agar manusia melaksanakan amanah
dalam bidang keahlian masing-masing sesuai dengan ketentuan-Nya, manusia sejak lahir
dilengkapi dengan fitrah iman, iman perlu dirawat agar tumbuh subur dan kukuh,
yaitu dengan selalu memahami dan menaati aturan Allah, Islam mengakui bahwa
pada diri manusia ada sejumlah dorongan yang perlu dipenuhi, Islam mengajarkan
agar umatnya selalu saling menasehati.[20]
Dari beberapa
pendapat di atas dapat diambil garis besarnya, bimbingan kelompok berbasis
Islam dalam pembentukan akhlâkul karimah siswa sangatlah dibutuhkan dalam
keseharian siswa untuk melanjutkan dan menjalankan kehidupan yang lebih efektif
lagi, didalam bimbingan kelompok berbasis Islam ada beberapa langka yang harus
ditempu diantaranya :
1). Memulai kegiatan dengan
membaca basmallah dan berdo’a
2). Didalam kegiatan yang sedang berlangsung serta menyelesaikan
masalah dijelaskan ayat-ayat serta dalil-dalil Al-Qur’an serta hadist
3). Diakhir kegiatan diakhiri
dengan lapas Alhamdulillah dan do’a
E.
Akhlâkul Karimah
Kata akhlâk berasal dari bahasa Arab khuluq yang jamaknya akhlâk. Menurut bahasa, akhlâk adalah
perangai, tabiat, dan Agama. Akhlâk merupakan bagian penting dalam kehidupan
muslim. Sebab misi Nabi dalam dakwahnya adalah memperbaiki akhlâk umat manusia,
sebagai mana sabdanya: “Innamâ bùitu liutammima makârim al-akhlâq”, bahwasanya aku diutus untuk menyempurnakan akhlâk. Misi dakwah
Nabi tersebut sesuai dengan tujuan pendidikan Islam, yaitu mempertinggi nilai-nilai
akhlâk hingga mencapai tingkat akhlâk mulia. Faktor kemuliaan akhlâk dalam
pendidikan Islam dinilai sebagai faktor kunci dalam menentukan keberhasilan
pendidikan, yang menurut pandangan Islam berfungsi menyiapkan manusia-manusia
yang mampu menata kehidupan yang sejahtera di dunia dan kehidupan di akhirat.
Dari makna yang terkandung dalam nilai-nilai akhlâk ini, maka anak didik dalam
mengembangkan iptek dan budaya serta aspek-aspek kehidupan lainnya tidak
terlepas dari landasan moral dan etika.[21]
Akhlâk terpuji merupakan
terjemahan dari ungkapan bahasa Arab akhlâk mahmȗdah
merupakan bentuk maf’ȗl dari kata
akhlâk karimah (akhlâk mulia), atau makârim al-akhlâk ( akhlâk karimah ).
Menurut Al-Ghazali, akhlâk
terpuji merupakan sumber ketaatan dan kedekatan kepada Allah SWT. Sehingga
mempelajari dan mengamalkannya merupakan kewajiban individual setiap muslim.
Menurut Al-Quzwaini, akhlâk
terpuji adalah ketepatan jiwa dengan perilaku yang baik dan terpuji.
Ketentuan akhlâk karimah
disebut dalam banyak hadist. Diantaranya oleh Abu Dzarr dari Nabi Muhammad SAW
yang artinya :
“Wahai
Abu Dzarr ! maukah aku tunjukkan dua hal yang sangat ringan di punggung, tetapi
sangat berat di timbang ( pada hari kiamat kelak )?’ abu Dzarr menjawab, tentu,
wahai Rasulullah’. Beliau melanjutkan, ‘hendaklah kamu melakukan akhlâk terpuji
dan banyak diam. Demi Allah yang tanganku berada di genggaman-Nya, tidak ada
makhluk lain yang dapat bersolek dengan kedua hal tersebut.” (H.R.
Al-Baihaqi).
Sedangkan macam-macam akhlâk terpuji
atau akhlâk karimah diantaranya:
a.
Jujur
b.
Silaturrahim
c.
Menunaikan amanah
d.
Membalas kebaikan orang
e.
Menunaikan amanah
f.
Memuliakan tetangga
g.
Memuliakan tamu
h.
Sedaka
i.
Senyum
j.
Sabar
$ygr'¯»t úïÏ%©!$# (#qãYtB#uä (#rçÉ9ô¹$# (#rãÎ/$|¹ur (#qäÜÎ/#uur (#qà)¨?$#ur ©!$# öNä3ª=yès9 cqßsÎ=øÿè? ÇËÉÉÈ
Artinya : “
artinya Hai orang-orang yang beriman, Bersabarlah kamu dan kuatkanlah
kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah
kepada Allah, supaya kamu beruntun.“ (Q.SAli-Imran 3:200).[23]
[1]Ruslam Ahmadi, Pengantar
Pendidikan Asas dan Filsafat Pendidikan,( Yogyakarta: Ar-Ruzz Media ), h.
33-34
[2]Irja Putra Pratama, Tazkirah
Transformasi Ilmu-ilmu KeIslaman, Lembaga Penelitian dan Pengabdian
Masyrakat : Lubuklinggau Sumatera Selatan, Vol.3, No.1 (Juni 2014)
[3]Abuddin Nata, Metodologi Studi
Islam, ( Jakarta: Rajawali Pers, 2014 ), h. 61-62.
[4]Indrawan, Kamus Bahasa
Indonesia, ( Jombang: Lintas Media ), h. 235
[5]Primadona, Konsep Pendidikan
Islam, Skripsi ( Tulung Agung: IAIN Tulung Agung, 2009 ), h. 25-26
[7]Dewa ketut sukardi, Pengantar Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di Sekolah. (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010), h. 35-37
[9]Syamsu Yusuf dan Juntika
Nurihsan, Landasan Bimbingan dan
Konseling, ( Bandung: PT Remajah Rosdakarya, 2009 ), h. 5-8
[10]Eli Mu’awanah dan Rifa Hidayah, Bimbingan
Konseling di Sekolah Dasar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 70
[11]Nurdjana, Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Self
Managemen Untuk Mengurangi Prilaku Terlambat Masuk Sekolah, Program
Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Muria : Kudus, Vol.1,No.1 (2015)
[12]Prayitno, dkk., Layanan
Bimbingan Kelompok dan Konseling Kelompok, (Bogor: Chalia Indonesia, 2017),
h. 232-242
[13] Prayetno, Landasan Bimbingan Kelompok, ( Jakarta:
Ghalia Indonesia, 1995 ), h. 35-36
[14] Siti Hartinah, Konsep Dasar
Bimbingan Kelompok, ( Bandung: PT Refika Aditama, 2009), h. 5-10
[15]Achmad Juntika Nurihsan, Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling, (
Bandung: PT Refika Aditama, 2017 ), h. 23
[16]Anwar Sutuyo, dkk., Model
Bimbingan Kelompok Berbasis Islam Untuk Meningkatkan Sikap Terhadap Peran Ganda
Wanita, Forum Tarbiyah Vol. 11, No.2 (Desember 2013), h. 224
[17]Ahkmad dan Anwar Sutoyo, Pengembangan
Model Bimbingan kelompok berbasis Islam Untuk Meningkatkan Perilaku Etik
Berkomunikasi Siswa,Bimbingan dan Konseling, Vol. 5, No. 1 ( 2016 ), h.
57-58
[18]Sri Narti, Model Bimbingan
Kelompok Berbassis Ajaran Islam Untuk
Meningkatkan Konsep Diri Siswa, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2014),
h.34-42
[19]Sri Narti, Model Bimbingan
Kelompok Berbassis Ajaran Islam Untuk
Meningkatkan Konsep Diri Siswa …,h.73
[21]Abdul Rahman, Pendidikan Agama
Islam dan Pendidik Islam, Staf
Pengajar Pendidikan Agama Islam Politeknik : Samarind, Vol 8, No 1 ( Maret 2012 ).
[22]Rosihon Anwar, Akhlak Tasawuf,
( Bandung: CV. Pustaka Setia, 2010 ), h. 87-89
[23]Departemen Agama, Al-Qur’an
Terjemah dan Asbabun Nuzul, (Surakarta:Pustaka Rahman, 2009), h. 76